Rabu, 22 Juli 2009

Perang Dingin... Durian, Mao, dan Stalin... sebuah catatan sejarah asal-asalan.. Edisi II


(Paduan membaca: Anda setidaknya harus memiliki pengetahuan dasar tentang sejarah Perang Dingin, China dan Thailand, tapi paling penting.. baca dulu edisi I)

Hitler wafat, Jerman menyerah, Perang Dunia sudah sampai pada tahap akhir. Stalin memerintahkan pasukannya untuk merubuhkan Reichstag dan menjadikan lahannya untuk kebun durian. Di wilayah pasifik, Jepang mati-matian mempertahankan wilayah jajahannya dari serbuan Inggris dan Amerika. Setelah tau pasukan Stalin menyerbu Berlin, tentara Inggris dan Amerika langsung minggat ke Asia. Stalin jadi BT, padahal katanya ngajakin perang sama-sama, kok dia malah ditinggal sendirian di Eropa. Stalin makin kesel karena tau bahwa Inggris dan Amerika mengincar wilayah kaya sumber daya alam di Asia Tenggara. "Inggris dan Amerika emang MT" begitu pikir Stalin. Ia jadi tambah yakin kalo dua negara pecundang itu tidak akan pernah jadi teman yang baik, dan memang dalam sejarahnya Stalin tidak pernah jadi orang yang baik juga, ia lahir, tumbuh, dan besar dengan sifatnya yang paranoid. Harimau saja tidak memakn anaknya sendiri, eh si Stalin ini malah mengirimkan anaknya ke medan perang, dan ketika anaknya ditangkap untuk dijadikan tawanan, Stalin tidak mau menebusnya, istrinya tewas tertembak yang konon katanya atas perintahnya sendiri. Nikolai Ivanovich Yezhov, adalah loyalis Stalin yang paling terkenal, tetapi ia akhirnya harus tewas karena Stalin ga suka ada yang lebih populer dari dia. Stalin memang kadang-kadang lebih kejam dari harimau, tidak heran kalo Harimau Siberia menjadi hewan yang hampir punah karena selalu masuk dalam setiap menu makan Sang Kamerad Agung.

Dengan perasaan dongkol yang amat sangat, Stalin menyusul Inggris dan Amerika ke Asia. Stalin sama sekali tidak peduli sama Jepang, yang cuma selemparan batu dari Vladivostok (tapi kalo batunya dilempar pake meriam). Ia ingin membalas perlakuan tidak sopan dua negara sekutu yang udah ninggalin dia sendirian di Eropa.

Stalin bersama pasukannya melintasi China untuk mencapai Asia Tenggara, di perjalanan Ia ketemu dengan puluhan ribu orang yang sedang jalan kaki sama-sama. "Wah, ada gerak jalan bedol desa nih.." begitulah hasil kesimpulan otaknya yang makin lama makin sedikit aja. Ia melihat di barisan paling depan dari rombongan gerak jalan itu ada seorang pria lewat 40-an. Terlihat kelelahan namun tetap semangat. Matanya sipit, pipinya temben, perutnya agak buncit. Sepertinya pria itu, mengenal Stalin, (tapi Stalin ga kenal). Ia langsung menghampiri Stalin, membuka topi dengan pin bintang didepannya (terlihatlah gaya rambut yang musuhan ama jidat), dan menyalami Stalin. "Mao".. kata pria itu. Stalin bengong sebentar, ia yakin kalo pernah dengar nama itu, tapi dia lupa. Pria itu rupanya fasih berbahasa Rusia dengan logat China pedesaan. Ia cerita banyak soal Marx, Lenin, dan Stalin sendiri. "Kalo Marx dan Lenin saya sering dengar nama itu, sepertinya keduanya orang Rusia, tapi hebat juga dia bisa tau" gumam Stalin. Stalin yang penasaran akhirnya bertanya, "Dalam rangka apa gerak jalan ini?". Mao kaget, ia diam sebentar, tapi langsung jawab "kami lagi perang saudara, kamerad. kami melakukan long march untuk menghindari pasukan nasionalis". "Ada masalah apa kalian sama nasionalis?" balas Stalin. "Sederhana saja kamerad, dia tidak suka kami, Marx, Lenin, dan Anda. Namanya Chiang, dan kabarnya dia dapat bantuan AMerika" jawab Mao lagi. "AMERIKA!!!" spontan Stalin meneriakan nama itu tanpa mempedulikan nama-nama yang lainya. Stalin tidak berpikir panjang (tidak akan pernah), ia langsung memerintahkan pasukannya untuk menyisihkan sebagaian logsitik, senjata + amunisi, kepada Kamerad Mao. Stalin akan membiarkan dulu si Mao ini menghabisi si Chiang itu. Stalin benar-benar tidak sabar untuk segera sampai di Asia Tenggara untuk memberi pelajaran kepada Om Sam yang mukanya mesum itu. Ia pun meneruskan perjalanan.

Jepang benar-benar berada dalam kesulitan. Kaisar Hirohito mulai menyalahkan dirinya karena dia begitu mudah percaya rayuan orang Austria sialan berkumis kotak itu. Nagasaki dan Hiroshima sudah luluh lantak, ia merasa kasihan pada rakyatnya yang harus jadi korban. Para jenderal mengirimkan laporan yang sama, "pasukan kekurangan logistik, senjata, amunusi, dan jugun ianfu... harap bantuan segera". Hirohito benar2 pusing, kas negara sudah habis terkuras, wilayah jajahannya perlahan2 menyempit. Indonesia yang menjadi andalannya sudah diambang kejatuhan. Pasukan sekutu sudah masuk wilayah itu, penduduk pribumi pun tidak lagi mendukung mereka. Tapi mereka masih punya Thailand. Perdana Menteri Thailand, Mersekal maniak Pibulsonggram, diam-diam bekerja sama denga pasukan Jepang. Kebetulan Hirohito juga kenal sama raja Thailand yang lemah itu, Mahidol. Tapi malang baginya, benteng terakhirnya akhirnya harus jatuh juga, karena kebetulan pasukan Stalin sudah sampai. Pasukan Jepang kabur, Hirohito menyerah, AMerika menguasai Jepang, Belanda yang membonceng Inggris mencoba menguasai Indonesia. Stalin ingin menjadikan Thailand sebagai basis sementara untuk menendang pantat Amerika dan Inggris keluar dari Asia Tenggara. Kesal dengan muka melas Raja Mahidol, Stalin pun memerintahkan membunuhnya, khas sekali, besoknya berita di koran mengatakan kalau Raja mati mendadak tanpa sebab yang diketahui. Stalin lalu memerintahkan adik Mahidol yang lagi plesiran di Swiss untuk pulang dan jadi Raja. Umurnya masih 19 tahun dan ga bisa bahasa Rusia, namanya Bhumibol.

Tahun berganti, Stalin mendengar Kamerad Mao berhasil mengusir Chiang dan pasukan nasionalisnya keluar dari China daratan. "Pasukan gerak jalan itu hebat juga" pikir Stalin. Sementara itu, Pibulsonggram mulai mendekat ke Sang Kamerad Agung setelah berhasil menyelesaikan kursus bahasa Rusianya. Sejak awal sang marsekal sudah tau kalo Stalin akan datang, makanya ia mempersiapkan durian yang paling istimewa buat Sang Kamerad Agung, yaitu Durian Tan Mek Hijau D 145 (45 adalah tahun kedatangan Stalin). Stalin terpesona dengan rasa eksotis durian Thailand ini, ia pun memerintahkan untuk diadakan penelitian khusus durian di negara ini, sementara di negaranya sendiri ia memerintahakan untuk diadakan penelitian khusus pada teknologi nuklir dan luar angkasa. Selang beberapa tahun perkebunan durian berkembang pesat di Thailand dengan berbagai macam varietas berkat jasa Stalin. Tahun 1953, dijadikan sebagai Tahun Durian Internasional, ia mengundang Kamerad Mao, Marsekal Pibulsonggram, dan negara-negara pengikutnya untuk pesta durian di Moskow tepat pada pergantian tahun, 1 Januari 1953, pada tahun itu juga Kubah Katedral St, Basil diganti menjadi bentuk durian, dan bangunan itu diganti menjadi supermarket dan restoran Durian pertama di Dunia.

Malang bagi Stalin, 5 Maret 1953, ia wafat di meja kerjanya akibat stroke. Durian varietas Thailand memang rendah alkohol (tidak seperti Durian Salju) tapi banyak lemak, dan lemak itu yang menyumbat pembuluh darah Stalin. Thailand memberi penghormatan dengan memberi nama varietas barunya Durian Stalin D 153 (53 tahun kematian Stalin sekaligus tanggal dan bulannya). Tetapi, pengganti Stalin, Kruschev, justru melakukan de-stalinisasi di Rusia, sehingga segala yang berbau durian pun hilang dari negara itu. Thailand juga menghilangkan varietas D 153, dan menggantinya dengan D 159 atau lebih kita kenal sekarang dengan Durian Mon Thong. Hilang lah jejak Stalin dalam perkembangan Durian di Dunia. Di China, Mao tiba-tiba jadi tidak suka durian (sederhana saja).

Amerika Serikat baru saja membentuk Agen Intelijen Pusat (CIA) dan memprediksi bahwa Rusia akan melakukan serangan setelah program nuklirnya berhasil. Pada kenyataannya, Thailand membuat Stalin lupa akan Amerika, dan justru Program Nuklir dan Teknologi luar Angkasa tidak berjalan sama sekali, karena dananya dipusatkan pada penelitian Durian. Perang DIngin sudah berakhir sebelum ia mulai.

(selesai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar